Warganet sulit menghindari konten-konten negatif berbau provokasi pascapemilu di media sosial. Konten-konten negatif tersebut perlu dilawan dengan konten-konten positif.
Konten yang kini bertebaran adalah ajakan atau seruan untuk people power. Menurut Ketua KNPI Jabar Rio F. Wilantara, konten negatif itu mudah mempengaruhi warganet yang sebagian besar kalangan pemuda.
"Seharusnya konten-konten seperti itu dilawan secara bersama-sama oleh semua pemangku kepentingan," ujarnya usai diskusi pemilu di Gedung KNPI Jabar Jalan Soekarno Hatta, Senin, 20 Mei 2019.
Rio mengatakan semua pemangku kepentingan harus bersama-sama mengkampanyekan konten-konten berbau persatuan sehingga masyarakat menyadari bahwa sekarang saatnya kembali sebagai Indonesia. Ia meminta tidak perlu lagi ada permusuhan akibat berbeda pilihan.
KNPI Jabar sendiri, kata Rio, sudah mengkampanyekan melalui media sosial tentang ajakan persatuan. Melalui tagar #BersamaMemelukIndonesia, pemuda mengajak masyarakat kembali pada Indonesia.
"Tidak perlu ada people power segala yang ujung-ujungnya kembali memecah-belah bangsa. Lebih baik bersatu. Namun, jika memang keberatan dengan hasil pemilu, silakan tempuh jalur hukum," ucapnya.
Rio menyebutkan saat ini hampir semua bagian KNPI Jawa Barat memiliki media sosial. Mereka bergerak bersama untuk menggaungkan #BersamaMemelukIndonesia.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah membangun diskursus melalui karang taruna dan organisasi kemahasiswaan. Dengan adanya diskusi tersebut, akan lahir berbagai macam opini dari pemuda tentang arah politik bangsa.
Partisipasi Pemuda
Rio mengaku hasil pemilu 2019, masih minim keterpilihan pemuda sebagai wakil rakyat. Akan tetapi, ia mengapresiasi tingginya partisipasi pemuda dalam pemilu.
Dia menyebutkan kenaikannya hingga 70 persen partisipasi pemuda sebagai pemilih. Hal itu membuktikan tingginya kepedulian pemuda terhadap politik.
Faktor media sosial juga salah satu penyebab tingginya partisipasi pemuda. Rio menyebutkan politik identitas yang ada di media sosial mampu menggugah pemuda untuk berpartisipasi.
"Ada kekhawatiran dalam diri mereka ketika membiarkan isu-isu pemilu yang liar. Selain itu, bonus demografi juga yang menyadarkan mereka bahwa merekalah penerus kepemimpinan negeri ini sehingga harus bergerak dari sekarang," ujarnya.*** PR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar