Gedung Promosi miliki Dinas Perdagangan dan Perindustrian(Disdagin) Kota Bandung, yang berlokasi di kawasan sentra industri tekstil dan produk tekstil Cigondewah, sepi dari kegiatan.
Gedung bertingkat dua lantai serta memiliki luas bangunan sekitar 1.170 meter persegi tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan oleh para pelaku industri kecil menengah (IKM) guna memperkenalkan, bahkan meningkatkan pendapatan produksi usahanya.
Tidak adanya akses kendaraan umum yang melintasi kawasan tersebut menjadi hambatan berkembangnya gedung yang diresmikan oleh Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, sewaktu masih bernama Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Dinas KUKM Perindag) pada 2014.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Tribun Jabar, gedung yang dikelilingi oleh kaca berukuran besar itu terkunci sangat rapat karena tidak adanya kegiatan.
Hal ini menyebabkan pengunjung dan masyarakat sekitar yang ingin melihat bagian dalam gedung hanya dapat melakukannya dari balik kaca bagian luar bangunan.
Pada bagian dalam, displai pameran seperti rak, meja dan kursi, serta tiang-tiang berbahan kayu disusun rapi secara permanen dan terpasang di bagian sudut serta tengah ruangan.
Dengan ruang yang cukup luas baik di lantai dasar maupun lantai dua, kondisi ini sangat menunjang untuk menggelar beragam kegiatan pameran di dalamnya.
Kondisi berbeda terjadi pada bagian sisi luar gedung. Terlihat susunan plastik atap kanopi serta besi penahannya sudah lapuk dimakan usia sehingga berpotensi menyebabkan kebocoran bila hujan tiba.
Besi-besi penahan plafon sisa bahan renovasi yang dilakukan pada Desember 2018 juga masih berserakan di halaman gedung beratap merah itu.
Kepala Disdagin Kota Bandung, Eric M Attauriq, mengatakan, sejak gedung itu diresmikan, pihaknya masih berupaya untuk memberdayakan pemanfaatan Gedung Promosi itu. Beberapa even, khususnya kegiatan promosi, pun secara periodik digelar di gedung tersebut.
"Berapa jumlah pasti kegiatan yang sudah diselenggarakan di sana sejak diresmikan, saya tidak hafal, tapi minimal ada satu sampai dua kali kami lakukan aktivitas gebyar pameran di sana. Di samping itu, selama dua tahun terakhir ini kami pun rutin menggelar kegiatan bazar murah di sana, terakhir pada November 2018," ujarnya saat ditemui di Kantor Disdagin Kota Bandung, Jalan Nuansa Mas Raya Nomor 2, Riung Bandung, Selasa (12/2).
Selain aktivitas pameran dan bazar, sebagai bentuk optimalisasi, pihaknya pun menggelar kegiatan berbagai pelatihan, seperti yang dilakukan tiga tahun lalu, berkerja sama dengan pihak Facebook, kepada para pelaku IKM di Kota Bandung.
Termasuk pemanfaatkan sarana untuk menggelar pelatihan kepada masyarakat, seperti membuat baju bayi, pakaian anak, beragam rajutan, dan produk berbahan tekstil lainnya.
"Seiring dengan diberikannya pelimpahan pemanfaatan secara penuh kepada kami di 2018, maka di 2019 ini kami akan memulai melakukan kajian pembenahan terkait kondisi infrastruktur dan pemanfaatan aset, termasuk manajerial pengelolaannya, apakah nanti bentuknya BULD atau seperti apa, guna mengoptimalkan kegiatan pameran atau promosi yang sempat terhenti sejak 2017," ucapnya.
Eric menambahkan, kegiatan terdekat yang akan dilaksanakan oleh Disdagin Kota Bandung bersama para pelaku IKM adalah gebyar pameran berbagai sentra industri unggulan di Kota Bandung, yang akan berlangsung pada Agustus.
Trayek Baru
Disinggung tentang kendala yang dialami dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan atau kegiatan, Eric menuturkan, sulitnya akses kendaraan umum paling sering dikeluhkan oleh masyarakat atau peserta pameran setiap kali ada kegiatan. Oleh karena itu, pihaknya berupaya melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Bandung, agar membuka trayek baru angkutan umum menuju lokasi tersebut.
Sejarah dan tujuan awal dibangunnya gedung promosi serta gedung diklat pelatihan di Cigondewah adalah sebagai upaya dalam rangka pengembangan potensi usaha sentra indsutri tekstil dan produk tekstil di kawasan tersebut, yang merupakan salah satu dari tujuh sentra industri unggulan di Kota Bandung, yaitu sentra jins di Cihampelas, sentra tahu di Cibuntu, sentra rajut di Binongjati, sentra kaus di Suci, sentra boneka di Sukamulya, dan sentra sepatu di Cibaduyut.
Kendala lainnya, kata Eric, adalah biaya pemeliharaan yang bersumber dari dana APBD Kota Bandung yang mengalami penurunan. Dampaknya turut dirasakan pula oleh unit pelaksna teknis (UPT), yang terpaksa menyesuaikan jumlah tenaga office boy dan petugas keamanan.
"Gedung promosi ini dilihat dari sisi area wilayah cukup luas, dari sisi sarana cukup lengkap, tapi dari sisi aksesibilitas masih kurang. Karena itu, kami sedang membuat sebuah kajian solusi yang tepat untuk mengoptimalkan pemanfaatan keberadaan gedung promosi tersebut, agar para pelaku IKM berminat untuk berkegiatan di sana," ujar Eric.
Hal itu pulalah yang menjadi salah satu fokus perhatian utama pihaknya pada 2019, selain menunggu penetapan status dan usulan pengelolaan manajerial aset UPT serta balai pelatihan yang masih dalam satu kawasan dengan gedung promosi. Hal tersebut masih dalam agenda pembahasan Gubernur Jawa Barat.
Pemilu
Menurut Eric, halaman luar gedung yang cukup luas sering digunakan untuk berbagai kegiatan yang bersifat sosial, pelatihan, dan kemasyarakatan, seperti yang dilakukan oleh karang taruna dan LPM sekitar, serta koperasi mahasiswa. Pihak kecamatan juga telah meminta izin peminjaman, untuk menitipkan kotak suara dan sarana penunjang kegiatan pemilu 2019 lainnya di gedung tersebut.
"Jadi, keberadaan gedung ini ada manfaatnya meski belum seoptimal fungsinya. Semua kegiatan itu kami persilakan tanpa dipungut biaya sepeser pun untuk meminjam, asalkan ada pengajuan surat secara resmi dan dapat menjaga aturan Perda K3," ujarnya.
Karena itu, ia pun berharap, keberadaan gedung promosi di Cigondewah dapat dimanfaatkan secara optimal oleh warga Kota Bandung, khususnya oleh warga sekitar. Untuk itu, tahun ini pihaknya akan membuat evaluasi secara menyeluruh, terkait optimalisasi pemanfaatan gedung promosi dan gedung diklat.
Target di tahun 2020, kata Eric, semua kegiatan pameran atau promosi serta pelatihan terkait industri tekstil dan produk tekstil dapat terkonsentrasi penuh di Kawasan Cigondewah. Apalagi saat ini pihaknya pun sedang melakukan pembahasan dengan Pansus 2 DPRD Kota Bandung, terkait rencana pembangunan industri Kota Bandung (RPIK) periode 2019-2039. Salah satu pembahasannya adalah mengoptimalkan sentra-sentra yang ada saat ini, agar ditetapkan dalam perda, untuk menjadi kawasan sentra industri unggulan.
"Dengan demikian, atensi dan sinergitas setiap intansi dinas pemerintah daerah Kota Bandung akan makin utuh dan komplet. Terlebih sebentar lagi kita akan menyongsong even penting, yaitu pasar bebas Asia Pasific di 2020. Jadi, semua persiapan di tahun 2019 ini menjadi sesuatu yang tepat untuk dapat segera dilakukan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar