Melihat permasalahan sosial yang begitu banyak dikelurahan kebon kangkung, membuat para pengurus karang taruna bhakti kelurahan kebon kangkung berfikir keras untuk berupaya mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di kewilayahan. Begitu banyak ketimpangan sosial di daerah, yang sangat sulit dibenahi oleh satu orang atau satu organisasi. Butuh kerja sama dan kolaborasi dengan seluruh warga yang ada dikewilayahan agar bisa bersama-sama menyelesaikan permaslahan sosial yang ada dikewilayahan.
Langkah pertama yang kami jalankan adalah melakukan investigasi permasalahan sosial ke setiap RW, ada 11 rw dikelurahan kebon kangkung yang sering kami singgahi setiap minggunya, melainkan hanya untuk bersilaturahmi dan berbincang-bincang ringan dengan warga. Selan itu kami rutin memberikan arahan ke warga umum tentang apa itu karang taruna dan apa saja program nya. Warga sangat antusias dalam suasana obrolan santai yang digagas oleh pengurus karang taruna kelurahan dalam membahas permasalahan sosial, warga juga dilibatkan untuk memberi gagasan atau ide untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang ada diwilayahnya sendiri.
Awal mula dengan obrolan santai dengan beberapa warga dan tokoh masyarakat dari rw 1 sampai rw 11, akhirnya pengurus karang taruna bhakti kelurahan kebon kangkung menemukan solusi untuk menyelesaikan permaslahan sosial, terciptalah program DWUW ( Dari Warga Untuk Warga ).
Program ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan permasalahan sosial yang ada dikewilayahannya sendiri, program ini mengajarkan kita untuk turut ikut serta dalam penenganan permasalahan sosial. Dwuw sendiri mengankat budaya gotong royong yang selama ini hampir terkikis oleh kemajuan jaman. Dengan semangat gotong royong seluruh permasalahan yang ada dikewilayahan bisa cepat tertangani, karena dari segi komunikasi lebih cepat ditanggapi, dan mencari potensi masyarakatpun sangat mudah. Fakta dilapangan banyak orang yang mempunyai masalah sosial selalu berharap akan bantuan dari pemerintah, padahal notabennya disekeliling mereka banyak potensi yang bisa diajak kerjasama untuk membantu permaslahan tersebut.
Disini kami tidak kesulitan lagi dalam kegiatan penanganan permasalahan sosial,karena bukan hanya pengurus saja yang ikut andil, seluruh masyarakat kebon kangkung ikut terlibat dalam penanganan sosial. Sistem udunan menjadikan tolak ukur program DWUW ini bisa berjalan, minimal dengan berkontribusi dengan waktu,pemikiran,tenaga dan materi.
Keberhasilan program ini sangat signifikan dilihat dengan sikap kepedulian warga yang sangat tinggi dengan permasalahan sosial yang ada dikewilayahan, dan semua mata hati warga sudah mulai peka akan permasalahan sosial diwilayahnya sendiri. Warga dengan semangatnya menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di rw nya masing-masing. Bahkan akhirnya setiap warga bahu membahu bebenah wilayahannya jika ada permaslahan sosial mereka tidak ingin dipubikasikan jika mereka sendiri tidak bisa menangani permasalhan tersebut, warga merasa malu jika permasalahan yang ada diwilayah tidak bisa tertangani.
Bukan dari aspek kepedulian warganya saja, tidak sedikit warga sendiri yang senang melihat potensi pemuda yang didalam pengurus karang taruna bhakti kelurahan kebon kangkung menyumbangkan materi untuk program karang taruna, dilihat dari beberapa program kegiatan rutin karang taruna yang asalnya didanai oleh PIPPK, sekarang sebagian besar kegiatan kami dihandle oleh para donatur yang notabennya warga kita sendiri. Ada beberapa progam rutinan setiap bulan yang dihandle semua anggarannya oleh donatur warga kita sendiri, karena jika melihat dari anggaran PIPPK hanya bisa untuk melaksanakan kegiatan 1 kali dalam 1 tahun. Dengan banyaknya donatur yang ada dikewilayahan program Kajian Rutin setiap bulan,pengobatan gratis,jumanji ( juarakan Magrib mengaji ), olahraga futsal, pelatihan seni budaya, pelatihan kewirausahaan dan penanaman modal dan masih banyak program lagi dalam upaya penganan permaslahan sosial. Seluruh program itu bisa terlaksana disetiap bulannya tanpa menunggu anggaran PIPPK.
Disamping itu nilai positif yang didapat atas terselenggaranya program DWUW ini, diantaranya kita bisa merangkul warga dari golongan berada untuk sama sama memecahkan permasalahan yang ada, memberikan kursi kepada mereka sehingga dapat terciptanya keharmonisan dalam masyarakat tanpa mengenal latar belakang keuangannya. Dengan begitu program ini menjadi solusi atau menjadi tolak ukur dimana program DWUW berjalan bisa mengantisipasi beberapa permasalahan kesejahteraan sosial.
Program ini memiliki beberapa acuan prioritas untuk mewujudkan program yang berkesinambungan. Prioritas utama adalah pengurus karang taruna kelurahan kebon kangkung menyerukan kepada seluruh warga masyarakat untuk berupaya membeli satu unit mobil ambulan. Karena keberadaan ambulan disini sangatlah dibutuhkan untuk warga kelurahan kebon kangkung dikarenakan jarak puskesmas cukup jauh sehingga akses untuk warga kurang mampu cukup menjadi kendala, dan banyak warga yang sepulang dirawat dirumah sakit memiliki kendala, tidak mampu membayar ambulan dari rumah sakit. Jadi kami sebagai pengurus berinisiatif untuk mengajak warga untuk udunan membeli ambulan, tidak terlihat sulit jika dilakukan bersama-sama. Karena sesuai data yang kami miliki,warga kebon kangkung ada 14.292 jiwa,ketika kita ambil beberapa persen dari jumlah warga tersebut hasilnya akan signifikan. Contoh saja jika dari jumlah warga kita ambil 5000 jiwa untuk melakukan udunan dengan nominal Rp.10.000/bulan maka pendapatan perbulannya adalah Rp.50.000.000,- dan jika harga ambulan Rp.200.000.000,- maka dengan jangka waktu 4 bulan saja bisa memperoleh satu unit ambulan. Dan selanjutnya pemasalahan-permasalahan yang lain juga akan bisa diatasi apabila udunan rutin setiap bulan ini berjalan.
Selain itu implementasi program DWUW juga menyasar pada bidang ekonomi kreatif dan produktifitas untuk masyarakat yang tidak memilik pekerjaan. Dengan mengadakan pelatihan kewirausahaan berbasis masyarakat yang nantinya ditindak lanjuti dengan pemberian modal untuk warga yang mengikuti program pelatihan tersebut. Dengan hal ini, bukan hanya meningkatkan produktifitas masyarakat tapi juga dapat menekan angka pengangguran diwilayah kebon kangkung. Dari mana modal itu didapatkan? Tentu dari keberlangsubgan udunan program DWUW tersebut.
Selain itu juga ada pemanfaatan warung tetangga, dengan memberikan suntikan pengetahuan kepada masyarakat sekitar agar meningkatkan tingkat kepedulian terghadap tetangga dengan membeli bahan pokok diwarung tetangganya secara tidak langsung ia sudah menafkahi keluarga si pemilik warung dan mengetahui bagaimana kondisi tetangganya sendiri. Karena bila mana kita sakit, atau sedang mengalami kesulitan ekonomi,dapat dipastikan yang akan pertama mengetahuinya adalah tetangganya sendiri. Setelah hal tersebut berjalan dengan baik, secara tidak langsung sikap kepedulian itu terpupuk dengan sendirinya, karena notebannya manusia tidak bisa hidup sendirian, manusia akan saling membutuhkan satu sama lain. Sejatinya proses tidak akan menghinati hasil.
Kami selaku pengurus karang taruna Bhakti kelurahan kebon kangkung kecamatan kiaracondong sangat bersyukur atas berjalannya program DWUW yang bisa mengatasi beberapa permaslahan yang ada diwilayah kami, tidak menutup kemungkinan diwilayah kelurahan kecamatan lainnya pun bisa dijalankan, modal yang utama adalah perbanyak silaturahmi dan beradaptasi dan komunikasi langsung dengan warga, dengan begitu warga merasa disegani dan diakui oleh pengurus organisasi yang ada ditingkat kelurahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar